About Me
Total Pageviews
Popular Posts
-
Saat yang paling menyenangkan pada liburan kali ini adalah ketika kami Keluarga Besar berkunjung ke Pantai Anyer. Pantai Anyer berlokasi di...
-
-Teh Parakansalak- Mutiara Terpendam yang Terancam Hilang Oleh Muyasara Nilam Alifia Parakansalak, sebuah tempat di bagian uta...
-
Pelabuhanratu? Mungkin kata tersebut sudah tak asing didengar. Kebanyakan orang menyebutkan Pelabuhanratu merupakan nama pantai yang berada...
-
Libur panjang pertama di al-kausar akhirnya saya rasakan. Untuk mengisi waktu luang ini, saya, adik saya, sepupu dan om saya pergi ke Karan...
-
Pada tanggal 25-31 Juli 2014, saya dan kontingen Indonesia lainnya menghadiri acara Asia International Mathematical Olympiad ( AIMO ) d...
Blog Archive
Viewers
Pages
Powered by Blogger.
Saturday, August 9, 2014
-Teh Parakansalak-
Mutiara Terpendam yang Terancam Hilang
Oleh Muyasara Nilam Alifia
Oleh Muyasara Nilam Alifia
Parakansalak, sebuah tempat di bagian utara Kabupaten Sukabumi. Di tempat ini, kita bisa menjumpai hamparan luas kebun teh, pabrik pengolahan teh, dan sebuah danau bernama Situ Sukarame.
Tidak sulit untuk mencapai lokasi ini. Tempat ini dapat diakses menggunakan kendaraan umum berupa angkot jurusan Parungkuda-Parakansalak. Ongkosnya terbilang murah, sekitar Rp.5000 per orang. Setelah sampai di Terminal Parakansalak, kita dapat menyewa jasa ojek menuju tempat-tempat yang sudah disebutkan.
Selain melalui jalur Parungkuda, kita bisa melewati jalur Cidahu menuju Parakansalak.
Karena letaknya yang cukup dekat dari rumahku, perjalanan menuju Parakansalak dapat kutempuh kurang dari 30 menit. Sepanjang perjalanan, mataku dimanjakan dengan hijaunya pemandangan.
Friday, August 8, 2014
Saat yang paling menyenangkan pada liburan kali ini adalah ketika kami Keluarga Besar berkunjung ke Pantai Anyer. Pantai Anyer berlokasi di Kecamatan Anyer, Kabupaten Serang, Propinsi Banten.

Letak geografis Pantai Anyer
Di Televisi diberitakan bahwa jalan menuju Pantai Anyer hingga hari kamis tanggal 31 juli 2014 sangat macet. Pada tanggal 2 agustus 2014 saya dan keluarga
besar saya mencoba peruntungan dengan berangkat dari rumah pukul 3 pagi, ternyata selama perjalanan tidak kami jumpai kemacetan sama sekali. Saya dan keluarga sudah sampai
di pantai Anyer pukul setengah tujuh pagi.
Saya dan Keluarga Besar di Pantai Anyer
Pantai
Anyer adalah pantai yang sering dijadikan objek wisata keluarga, karena pasirnya yang putih dan landai. Pasir Pantai Anyer menyenangkan untuk dijadikan arena bermain, seperti bermain bola, bermain istana pasir, bersantai, dan lain sebagainya. Saya bermain istana pasir bersama adik perempuan saya, Fathiyah Inayatirrahmi. Saya juga bermain bola dengan adik dan saudara-saudara sepupu saya.
Saya bersama adik perempuan bermain pasir
Saya bersama sepupu bermain bola
Ketika sore hari, menjelang matahari terbenam, saat yang ditunggu tiba, kami menikmati pemandangan yang menakjubkan. Subhanallah ! Sungguh indah pemandangan di sore itu, ciptaan Allah SWT yang tiada bandingannya. Kami bermain hingga petang.
Siluet orang-orang sedang bermain di Pantai
Matahari terbenam di Pantai Anyer
Di saat terdengar azan magrib, kami semua bergegas ke Anyer Cottage, tempat kami menginap. Selepas shalat Isya, kami berkumpul kembali untuk menikmati hidangan di depan Pantai, dimana terdengar gemuruh ombak pasang memecah pantai.
Pantai Anyer terbagi dalam beberapa bagian, yaitu Pantai Karang Bolong, Pantai Sambolo, Pantai
Marbella, Pantai Cibereum, Pantai Florida, dan Pantai Jambu. Semuanya memiliki
kelebihan dan ciri masing-masing. Saya sudah melihat semuanya karena saya benar-benar ingin menikmatinya dan tidak melewatkannya satupun.
Saya di dekat Pantai Karang Bolong
Saya di kubangan karang dekat Pantai Karang Bolong
Setelah puas berkeliling dan bermain air di Pantai hingga siang hari, akhirnya tiba bagi kami untuk berkemas-kemas dan bersiap-siap untuk pulang kembali ke rumah kami masing-masing. Sungguh banyak hal yang menyenangkan yang telah kami lalui bersama pada liburan ini. Alhamdulillah ! Allah SWT masih memberikan kepada kami umur dan kesempatan untuk menikmati keindahan alam ciptaanNya. Semoga di lain waktu kami masih diberi kesempatan untuk menikmati keindahan alam di tempat-tempat lainnya. Aamiin !.
Pada tanggal 25-31 Juli 2014, saya dan kontingen Indonesia lainnya menghadiri acara Asia International Mathematical Olympiad ( AIMO ) di Chengdu, China. Karena terdapat banyak tempat yang kami kunjungi, maka saya akan menceritakan perjalanan pada tanggal 28 Juli 2014.
Hari Senin, 28 Juli 2014, setelah sarapan di hotel, kontingen Indonesia pergi menuju Dujiangyan, yaitu sebuah lokasi wisata, berjarak kurang lebih 55 km dari pusat kota Chengdu.Atraksi utama di Dujiangyan adalah sistem irigasi. Kita dapat melihat bagaimana peradaban China pada zaman dahulu telah berkembang. Selain digunakan untuk irigasi, juga untuk mencegah banjir yang dulu selalu menghantam kota Chengdu.
Memasuki area wisata Dujiangyan, kita akan dikenai biaya sebesar 40 yuan ( dengan anggapan 1 yuan = Rp2.000,00 , maka tiket masuk kurang lebih Rp80.000,00 ). Perjalanan menuju area sungai sendiri harus ditempu dengan jalan kaki. Sepanjang perjalanan, terdapat kuil-kuil yang dapat dikunjungi.
Salah satu hal unik dalam perjalanan ke Dujiangyan adalah melewati Jembatan Anlan. Jembatan ini merupakan jembatan gantung kabel yang terutama terbuat dari kayu. Jembatan ini bergoyang, sehingga kita harus berpegangan agar tidak terjatuh. Pemandangan yang terlihat ketika kita melihat ke bawah adalah sungai yang sangat deras. Memang menyeramkan, tapi patut dicoba.
Sampai di seberang, kami beristirahat, dikarenakan perjalanan jalan kaki yang cukup panjang, lalu berfoto bersama-sama. Puas berfoto, kami kembali menuju titik awal. Karena jarak menuju tempat awal jauh ( kurang lebih 1,5 km ), kami menggunakan mobil keliling dengan tiket 10 yuan per orang.
Dari Dujiangyan, kami pergi menuju Jin Li. Jin Li merupakan sebuah area dengan bangunan-bangunan bergaya tradisional. Tidak hanya itu, Jin Li juga merupakan tempat yang tepat untuk membeli suvenir. Beragam suvenir tersedia di sini; gantungan kunci, boneka kipas, mainan, bahkan penjualan kaligrafi. Kawasan ini sangat ramai, sehingga mungkin harus berdesak-desakan agar bisa masuk sampai ke dalam.
Memasuki Jin Li, anda akan merasakan atmosfer khas Tiongkok yang begitu kuat. Kami berjalan santai, menelusuri toko-toko yang ada di sana. Saya membeli beberapa barang, seperti kipas. Harganya juga cukup terjangkau. Untuk kipas, saya membeli seharga 40 yuan, tapi kualitasnya sudah sangat bagus. Selepas dari JinLi, kami kembali ke hotel untuk beristirahat.
Chengdu Grand Hotel
29 Renmin North Road, 2nd Section, Chengdu
http://www.cdgrandhotel.com ( Website Bahasa Mandarin )
-Hotel bintang tiga, lokasi di tengah kota. Cukup nyaman untuk sekedar tidur.
Penerbangan Jakarta ( CGK ) - Chengdu ( CTU )
-Terdapat beberapa pilihan rute, karena tidak ada penerbangan langsung dari Jakarta menuju Chengdu, sehingga harus transit. Buka expedia.com.sg untuk lebih detail. Saya menyarankan adalah menggunakan AirAsia. Untuk AirAsia, transit hanya 2 jam, dan harga berkisar Rp2.000.000,00-4.000.000,00 ( belum tiket balik ). Info lebih lanjut buka www.airasia.com
Makanan Sichuan sangat lezat, sehingga perlu dicoba. Untuk yang khawatir akan kehalalannya, berikut saya berikan website referensi tempat makanan halal di Chengdu : http://www.islamichina.com/chengdu-halal-restaurants.html

Sichuan Museum
Museum yang memamerkan kehidupan masyarakat Sichuan.
No.251 Huanhua South Road, Wuhou District, Chengdu 610041, China

Research Institute for Giant Panda Breeding
Tempat penelitian panda. Anda dapat melihat panda, baik yang dewasa maupun yang masih bayi.
No.1375 Xiongmao Avenue the Outside Northern Third Ring Road, Chenghua District, Chengdu
Harga masuk : 58 Yuan
Sumber : www.travelchinaguide.com
Hari Senin, 28 Juli 2014, setelah sarapan di hotel, kontingen Indonesia pergi menuju Dujiangyan, yaitu sebuah lokasi wisata, berjarak kurang lebih 55 km dari pusat kota Chengdu.Atraksi utama di Dujiangyan adalah sistem irigasi. Kita dapat melihat bagaimana peradaban China pada zaman dahulu telah berkembang. Selain digunakan untuk irigasi, juga untuk mencegah banjir yang dulu selalu menghantam kota Chengdu.
Memasuki area wisata Dujiangyan, kita akan dikenai biaya sebesar 40 yuan ( dengan anggapan 1 yuan = Rp2.000,00 , maka tiket masuk kurang lebih Rp80.000,00 ). Perjalanan menuju area sungai sendiri harus ditempu dengan jalan kaki. Sepanjang perjalanan, terdapat kuil-kuil yang dapat dikunjungi.
Salah satu hal unik dalam perjalanan ke Dujiangyan adalah melewati Jembatan Anlan. Jembatan ini merupakan jembatan gantung kabel yang terutama terbuat dari kayu. Jembatan ini bergoyang, sehingga kita harus berpegangan agar tidak terjatuh. Pemandangan yang terlihat ketika kita melihat ke bawah adalah sungai yang sangat deras. Memang menyeramkan, tapi patut dicoba.
Sampai di seberang, kami beristirahat, dikarenakan perjalanan jalan kaki yang cukup panjang, lalu berfoto bersama-sama. Puas berfoto, kami kembali menuju titik awal. Karena jarak menuju tempat awal jauh ( kurang lebih 1,5 km ), kami menggunakan mobil keliling dengan tiket 10 yuan per orang.
Dari Dujiangyan, kami pergi menuju Jin Li. Jin Li merupakan sebuah area dengan bangunan-bangunan bergaya tradisional. Tidak hanya itu, Jin Li juga merupakan tempat yang tepat untuk membeli suvenir. Beragam suvenir tersedia di sini; gantungan kunci, boneka kipas, mainan, bahkan penjualan kaligrafi. Kawasan ini sangat ramai, sehingga mungkin harus berdesak-desakan agar bisa masuk sampai ke dalam.
Memasuki Jin Li, anda akan merasakan atmosfer khas Tiongkok yang begitu kuat. Kami berjalan santai, menelusuri toko-toko yang ada di sana. Saya membeli beberapa barang, seperti kipas. Harganya juga cukup terjangkau. Untuk kipas, saya membeli seharga 40 yuan, tapi kualitasnya sudah sangat bagus. Selepas dari JinLi, kami kembali ke hotel untuk beristirahat.
![]() |
Bersama kontingen Indonesia di Dujiangyan |
Hotel
![]() |
Chengdu Grand Hotel |
Chengdu Grand Hotel
29 Renmin North Road, 2nd Section, Chengdu
http://www.cdgrandhotel.com ( Website Bahasa Mandarin )
-Hotel bintang tiga, lokasi di tengah kota. Cukup nyaman untuk sekedar tidur.
Transportasi
Penerbangan Jakarta ( CGK ) - Chengdu ( CTU )
-Terdapat beberapa pilihan rute, karena tidak ada penerbangan langsung dari Jakarta menuju Chengdu, sehingga harus transit. Buka expedia.com.sg untuk lebih detail. Saya menyarankan adalah menggunakan AirAsia. Untuk AirAsia, transit hanya 2 jam, dan harga berkisar Rp2.000.000,00-4.000.000,00 ( belum tiket balik ). Info lebih lanjut buka www.airasia.com
Makanan
Makanan Sichuan sangat lezat, sehingga perlu dicoba. Untuk yang khawatir akan kehalalannya, berikut saya berikan website referensi tempat makanan halal di Chengdu : http://www.islamichina.com/chengdu-halal-restaurants.html
Tempat Wisata Lain

Sichuan Museum
Museum yang memamerkan kehidupan masyarakat Sichuan.
No.251 Huanhua South Road, Wuhou District, Chengdu 610041, China

Research Institute for Giant Panda Breeding
Tempat penelitian panda. Anda dapat melihat panda, baik yang dewasa maupun yang masih bayi.
No.1375 Xiongmao Avenue the Outside Northern Third Ring Road, Chenghua District, Chengdu
Harga masuk : 58 Yuan
Sumber : www.travelchinaguide.com
Thursday, August 7, 2014
Libur panjang pertama di al-kausar akhirnya saya rasakan. Untuk mengisi waktu luang ini, saya, adik saya, sepupu dan om saya pergi ke Karanganyar. Awalnya sih kita ingin mencari tempat semacam pemandian. Namun setelah melewati Sapta Tirta, kita jadi tertarik untuk memasuki objek wisata tersebut. Ingin tahu lebih lanjut? Baca wacana berikut ini.
Tempat Pemandian Para Keluarga Kraton (Kerabat Kraton)
Objek wisata Sapta Tirta di Desa Pablengan, Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar, tidak berkelebihan jika dikatakan sebagai salah satu keajaiban alam di bumi Indonesia. Sapta Tirta, sapta artinya tujuh, tirta artinya air. Sapta Tirta maksudnya, tujuh mata air. Uniknya, tujuh mata air tersebut berkumpul di satu areal sekitar 2 hektar. Jarak satu mata air yang satu dengan mata air yang lain, paling dekat kurang lebih 5 meter, paling jauh kira-kira 15 meter. Ke-7 mata air tersebut mengeluarkan air yang kandungan mineralnya satu sama lain berbeda.
Sebenarnya ada 8 sumber, yaitu sumber air tawar. Tetapi letaknya di bukit, di atas, tak jauh dari kompleks Sapta Tirta. Di kompleks ini disediakan mushola. Bangunan kuno yang lain, selain tempat semedi, adalah Pemandian Keputren. Dulu memang tempat mandi para puteri. Tempat ini juga keramat. Orang tidak boleh berlaku sembarangan. Kalau mau masuk atau mandi, harus seijin pengelola. Orang yang hendak berziarah ke makam raja-raja di Astana Mangadeg Giribangun, biasanya mandi dulu di Pemandian Keputren dan mohon ijin Pangeran Sambernyawa di petak semedi.
Ketujuh sumber air tersebut adalah:
1. Sumber Air Bleng. Airnya rasa asin. Biasanya orang mengambil air di sumber ini untuk membuat karak, atau semacam krupuk yang bahan bakunya dari beras atau nasi. Apakah harus membayar? Bayarnya jika mau masuk kompleks, Rp 3.000,- (27 Juni 2010). Kalau mau ambil air bleng, tidak perlu bayar. Sumber air bleng ini tidak pernah kering, sejak jaman dulu sampai sekarang.
2. Sumber Air Hangat. Airnya memang hangat. Biasanya untuk mencucikan badan sekaligus untuk mengobati berbagai penyakit kulit, misalnya gatal-gatal. Juga bisa untuk mengobati rematik.
3. Sumber Air Kasekten. Kata kasekten dari kata sakti. Air dari sumber ini biasanya untuk kekuatan, kesehatan, atau untuk mensucikan jiwa raga.
4. Sumber Air Hidup. Air hidup boleh untuk mencuci muka. Bagi yang percaya, air hidup bisa membuat wajah tampak awet muda. Ada pula yang mengambil air ini untuk bagian dari upacara pernikahan.
5. Sumber Air Mati Tenang. Air yang keluar dari sumber ini dilarang keras untuk dibuat cuci muka, cuci tangan, apalagi untuk minum. Air di sumber ini mengandung mineral yang berbahaya jika diminum (CO2?). Sumber Air Mati tidak pernah bertambah atau berkurang, dari jaman dulu sampai saat ini.
6. Sumber Air Soda. Jika air dari sumber ini diminum, terasa rasa soda. Konon air soda Sapta Tirta bisa untuk obat berbagai penyakit dalam, misalnya sakit ginjal, lever, gula, juga TBC.
Untuk memasuki objek wisata ini, kita cukup membawa uang RP 3.000,00 saja. Dari sana, kita dapat membawa pulang air dari situ secara gratis. Dan air yang paling banyak dibawa adalah air soda.
Daftar Pustaka: baca-bismilahi.blogspot.com
Cb: Agneesha Bilqis Habibah
Pelabuhanratu? Mungkin kata tersebut
sudah tak asing didengar. Kebanyakan orang menyebutkan Pelabuhanratu merupakan
nama pantai yang berada di Kab. Sukabumi. Namun, Pelabuhanratu sebenarnya
adalah nama kecamatan, terletak di 60km selatan Kab. Sukabumi. Kecamatan ini
terletak di pesisir Samudra Hindia. Oleh karena itu, di kecamatan ini terdapat
banyak sekali pantai yang memiliki keindahan tersindiri. Diantaranya: pantai
Citepus, Karanghawu, Cibareno, Cibangban, Cimaja, Gadobangkong-Karangpamulang
dan lain-lain.
Untuk mencapai Pelabuhanratu,
dibutuhkan waktu sekitar 5-6 jam dari Jakarta, ini pun kalau tidak terjadi
kemacetan di jalan. Kalau macet, mungking bisa sampai 8 jam. Tetapi, jika
ditempuh dari Kota Sukabumi lebih kurangnya 2 jam kita sudah bisa menikmati
keindahan ada di bagian selatan Sukabumi.
Pelabuhanratu juga merupakan desa
nelayan. Oleh sebab itu, masyarakat Pelabuhanratu memiliki tradisi untuk
merayakan hari nelayan atau biasa disebut dengan upacara adat labuh saji.
Upacara ini biasanya diselenggarakan setiap tanggal 6 April. Saya sendiri belum
pernah melihat langsung bagaimana upacara tersebut berlangsung. Tahun ini, saya
berkunjung ke Pelabuhanratu tanggal 29 Juli 2014, bertepatan dengan hari kedua
lebaran. Kunjunganku ke Pelabuhanratu ini sebenarnya hanya singgah dan
beristirahat saja sejenak setelah mengunjungi kediaman kakek yang berada di
Jampang, Sukabumi.
Untuk memasuki daerah Pelabuhanratu
dikenakan tarif retribusi. Berikut adalah tarif masuk Pelabuhanratu Tahun 2014:
Pejalan kaki
|
Rp 3.000,-
|
Kendaraan roda dua
|
Rp 8.000,-
|
Jeep/sedan
|
Rp 20.000,-
|
Mini bus
|
Rp 30.000,-
|
Mikro bus
|
Rp 70.000,-
|
Bus besar
|
Rp 130.000,-
|
Di Pelabuhanratu, kita sebenarnya bisa menikmati
permainan banana boat yang terdapat di pantai Gadobangkong-Karangpamulang.
Wahana ini baru ada pada tahun 2014. Tahun-tahun lalu jika berkunjung ke
Pelabuhanratu kita hanya bisa menikmati suasana semilir angin dan keindahan
alamnya saja. Sayang sekali, tahun ini aku belum bisa merasakan bagaimana seru-nya
menaiki banana boat karena aku tidak sempat berkunjung ke pantai Gadobangkong
dan hanya singgah di Inna Samudra Beach Hotel.
Inna Samudra Beach Hotel atau biasa disebut SBH merupakan
hotel yang dibangun oleh Bapak Soekarno. Hotel ini tergolong hotel mewah yang
berada di Pelabuhanratu. Untuk yang berminat liburan ke Pelabuhanratu tak ada
salahnya untuk memilih Samudra Beach Hotel. Di hotel ini, terpajang banyak
sekali lukisan Nyi Roro Kidul. Oh ya, mendengar Pelabuhanratu pasti tau dong
ada mitos apa disana? Ya, di Pelabuhanratu terkisah legenda Nyi Roro Kidul atau
Ratu Pantai Selatan. Nah, di hotel ini ada sebuah kamar yang disediakan khusus
untung Sang Ratu. Yaitu, kamar 308. Aku dan keluarga menyempatkan diri untuk
masuk dan melihat kamar Sang Ratu.
Kami diantar oleh salah seorang resepsionis. Aroma
melati mulai tercium ketika kita memasuki koridor kamar 308. Sesampainya di
depan kamar 308, resepsionis mengingatkan bahwa kita tidak boleh menyentuh
barang apapun yang ada di dalam kamar. Kamar Nyi Roro Kidul ini bernuansa warna
hijau. Saat kita memasuki kamar, di sebelah kiri terdapat lemari baju yang
berisi kebaya-kebaya indah nan cantik. Semuanya berwarna hijau. Kasurnya pun
berwarna hijau. Di samping kasur terdapat kotak kaca yang berisikan perhiasan.
Konon katanya, perhiasan tersebut milik Nyi Roro Kidul. Namun, resepsionis menjelaskan bahwa ada beberapa pengunjung yang sering memberi atau menitipkan
perhiasan sehingga perhiasan tersebut diletakkan di dalam kotak kaca tersebut.
Lobby hotelnya saja sudah penuh dengan lukisan Nyi
Roro Kidul. Begitupun kamarnya. Ada banyak sekali lukisan yang terpajang
disana. Aku memperhatikan lukisan tersebut satu per-satu. Nyi Roro Kidul
dilukiskan dengan paras yang sangat cantik. Menurut penjelasan dari
receptionist, ada beberapa pelukis yang bisa melihat langsung diri Sang Ratu,
mereka lalu melukiskannya di atas kanvas. Entahlah itu benar ataupun tidak.
Yang jelas, lukisan-lukisan tersebut tetap bernuansa warna hijau.
Setelah puas melihat-lihat kamar Ratu Pantai Selatan,
kami menuju depan hotel. Di depan hotel terdapat meeting room dan kolam renang.
Pengunjung hotel juga tidak perlu pergi keluar hotel untuk menikmati keindahan pantai
Pelabuhanratu. Hotel ini menghadap langsung ke pantai. Pantainya sering disebut dengan pantai Samudra. Sehingga kita bisa
menikmati semilir angin dan keindahan alamnya kapanpun kita mau. Kebetulan, saat itu ombak sedang tidak besar dan belum ramai pengunjung karena baru hari kedua lebaran. Kami bisa bermain-main sepuasnya,
sepertinya di sini pantai lebih memiliki daya tarik
dibanding kolam renangnya.
Sambil menikmati angin dan keindahan alam yang Allah
berikan, kita bisa memesan makanan dan makan di pinggir pantai. Karena
keluargaku mengambil paket wisata sehari, maka makanan disediakan secara
prasmanan. Namun, jika kita ingin memesan lagi kita bisa berkunjung ke Raos
Coffee Shop and Restaurant yang buka selama 24 jam.
Kami sempat bertanya-tanya tentang harga paket wisata kepada resepsionis. Berikut adalah daftar harga paket liburan di Inna
Samudra Beach Hotel, Pelabuhanratu:
Paket Wisata Sehari
|
Rp 75.000,- s.d Rp 125.000,00/orang
|
Paket Wisata Menginap
|
Rp 450.000,-/orang (satu kamar untuk 2 orang)
|
Wahana Outbond Paintball
|
Rp 100.000,-/orang (minimal 10 orang)
|
Sedangkan, harga untuk guest room untuk 1 atau 2 orang,
yaitu:
Standard
|
Rp 760.000,-
|
Deluxe
|
Rp 880.000,-
|
Standard Suite
|
Rp 950.000,-
|
Samudra Suite
|
Rp 1.070.000,-
|
Executive Suite
|
Rp 1.920.000,-
|
Daftar
Pustaka
http://innasamudrabeachhotel.blogspot.com/p/paket-dan-discound.html. Diunduh
pada tanggal 3 Agustus 2014
id.wikipedia.org/wiki/Pelabuhanratu,_Sukabumi. Diunduh pada tanggal 3 Agustus 2014.
Alifia Syifa Pebrianti
X NS 1
Subscribe to:
Posts (Atom)